Analisis alur cerpen : "Darah Santri"



Tugas Madpen ke-5



Menganalisis Alur.

Judul Cerpen                     : Darah Santri, BTH2

Penulis                                 : Tazkia Royyan Hikmatiar

Terbitan                               : Pena Surga, Cetakan 1, Bandung



Cerpen ini mengisahkan tentang seorang  Aku, pimpinan pesantren pada zaman penjajahan yang berusaha untuk melawan para penjajah la’natullah. Ia beserta istri, anak perempuannya (Hasna Husniah Salsabila), Santri terbaiknya (Soekano), beserta santri yang lain terpaksa harus melakukan uzlah (mengasingkan diri) ke kawasan terpencil agar jauh dari para penjajah.

Namun tekanan tidak cukup sampai disana, terdengar kabar bahwa K.H. Mustafa (pimpinan pesantren lain) ditembak mati oleh penjajah. Hal itu menyebabkan para pimpinan pesantren yang lain mengadakan suatu pertemuan, termasuk si aku.

Si aku terpaksa harus meninggalkan anak dan istrinya untuk menghadiri pertemuan, namun saat ia pulang, ia terkejut karena penjajah bisa masuk ke rumahnya dan menembak mati isterinya. Hal itu dikarenakan Soekano memberontak dengan alasan untuk membiayai pengobatan ibunya. Akhirnya isteri si aku meninggal, dan santri terbaiknya itu harus dihukum mati.

Cerita berakhir dengan merdekanya kawasan itu dari para penjajah, walaupun harus mengorbankan banyak nyawa, termasuk nyawa seseorang yang sangat dicintai.



Analisis Alur : Alur Campuran

Identifikasi Alur :



1. Konflik

                “Suara pelatuk pistol itu memekakan telinga. Dia menarik pelatuk senjata apinya tanpa peringatan. Aku bergeming tiada sedikitpun rasa takut kepada mereka. Allah-lah pelindung kami. Aku menentang keras apapun yang berkaitan dengan Tauhid! Tidak akan semili pun aku bungkukkan tubuh ini untuk menyembah Tuhan mereka!” Cerita K.H. Mustafa di depan seluruh pimpinan pesantren.



2. Orientasi

                Aku kembali. bangunan kayu tempat berteduh para hewan jika hujan, tempat silaturahmi saat musyawarah para hewan di bawahnya berjajar membentuk sebuah kurva untuk melindungi sebuah bangunan yang para penjajah anggap sebagai markas pemberontakan kami. Masjid.

                Lelahku memudar seketika. Wanita mulia yang melayani suaminya dengan baik itu tengah menggendong seorang anak. Anank yang begitu cantik. Itulah mengapa kami menamainya Hasna Husnia Salsabila. Dua nama awal itu berarti cantik. Kami berharap, tidak hanya cantik parasnya, namun juga hatinya, dan membuat nyaman semua orang yang melihatnya serta dapat menjaga diri dari kejamnya para penjajah.



3. Pemunculan masalah

                Panggilan jihad pun emnggema ke seluruh pelosok negeri, menusuk hati. Membuat seluruh hati dimakan ambisi. Berita itu membuat kami marah. Saudara kami adalah kami. Sakit saudara kami adalah sakit kami. Rasa sakit itu mendera kami saat K.H. Mustafa ditembak mati.



4. Konflik utama

                Salah satunya aku mengenalnya. Soekano! Tapi siapa lelaki yang satunya? Dia memegang senjata api di tangannya. Siapa yang sedang ia todong? Kucoba melihta lebih jauh. Celaka! Aku sangat mengenalnya! Moncong senjata itu mengarah pada punggung seorang perempuan yang pastinya sedang melindungi Salsabila. Istriku!



5. Penyelesaian

                Tangis haru membucah pada hari itu. Hari dimana kami berjuang dengan berkorban, dan berkorban untuk sebuah kemerdekaan. Kami mencapainya, langit telah membalasnya dan Allah telah mengabulkannya. Merdeka!
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Islam di Andalusia

A.     Proses Masuknya Islam ke Andalusia Pemerintahan Islam yang pertama kali menduduki Spanyol adalah Khalifah dari Bani Umayyah ya...

Popular Posts

Label

Recent Posts