Santri-santri yang
budiman. Apa yang kalian pikirkan jika melihat atau mendengar kata-kata diatas?
Aneh kah? Panik kah? Atau mungkin ada yang b aja?. Biasanya kata-kata dengan hastag
didepannya seperti itu, digunakan untuk aksi demo, aksi solidaritas,
aksi-aksi yang memang patut untuk diperhatikan. Dan memang saya rasa seperti
itu.
Saya mengusung Judul diatas sebagai bentuk respect kami terhadap bumi serta bagaimana begitu Urgent
nya hal ini. Kami ingin para pembaca bisa sadar dari tidur nyenyak kalian
disertai hokcay nya bahwa BUMI KITA SEDANG SEKARAT!! Iyaa.. bumi
kita sedang sekarat. Sekarat kenapa? Karena manusia tentunya. Karena perbuatan
manusia yang gak mikir atau gak sadar dia telah menyakiti bumi. Manusia
seenaknya melakukan apa yang ia perbuat tanpa memikirkan bagaimana dampak serta
akibat terhadap yang lainnya. Mungkin manusia yang saya maksud itu anda, atau
juga saya.
Sobat mishbi calon mayit yang
dirahmati Allah. Saya disini pengen ngupas bagaimana kerusakan bumi dalam
prespektif islam, serta memaparkan bagaimana kondisi bumi dibelahan tanah air
khususnya di daerah kab. Bandung. Lumayan lah yaa buat bahan khutbah hehe.
Okee yang pertama dan yang utama
Allah SWT telah berfirman
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي
النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusi, supaya Allâh merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” [Q.S
ar-Rûm/30:41]
Tuh kan dalam ayat al Quran aja Allah menyaksikan bahwa kerusakan
bumi itu karena ulah manusia. Jadi manusia tidak bisa mengelak lagi bahwa
kerusakan yang terjadi di bumi ini tentu karena manusia. Sekali lagi, mungkin
manusia itu anda atau saya.
Sobat mishbi semua, saya akan mengajak anda sebentar untuk
menengok bagaimana tafsir ayat diatas.
Ibnu Katsir mengatakan bahwa kerusakan yang dimaksud ayat itu adalah tidak turunya hujan yang menyebabkan
panceklik di darat dan dilautan.
Ada lagi nih dari Mujahid mengatakan : “Apabila orang zhâlim
berkuasa lalu ia berbuat zhâlim dan kerusakan, maka Allâh Azza wa Jalla akan
menahan hujan karenanya, hingga hancurlah persawahan dan anak keturunan. Sesungguhnya
Allâh Subhanahu wa Ta’ala tidak menyukai kerusakan.”
Sekarang mari kita tengok pemimpin kita. Mulai dari RT kita, Rw
kita, Kades kita, Sampai ke Presiden kita. Zhalim kah?
Tentu bukan karena itu saja kawan. Ada yang menarik lagi kenapa
bumi kita itu seakan tak pernah sepi dari berita kerusakan alam. Ketika musim
kemarau pasti nongol berita kekeringan sumber air, kebakaran hutan. begitupun
ketika musim hujan selalu muncul berita banjir, longsor. Sobat mishbi tau
kenapa? Mungkin kalian berkata “yaa itu karena sengaja perbuatan nyata
tangan oknum-oknum manusia”. Betul tapi tak hanya itu saja. Faktanya KEMAKSIATAN
menjadi pengaruhnya.
Ibnu Katsîr rahimahullah telah menjelaskan juga dalam tafsirnya:
“Makna firman Allâh (yang artinya) “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut
disebabkan karena perbuatan tangan manusia,” yaitu kekurangan buah-buahan dan
tanam-tanaman disebabkan kemaksiatan.
Bukankah rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati
kampung kaum Tsamûd, lalu beliau melarang mereka (para sahabat) melewati
kampung tersebut kecuali dengan menangis?. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
juga melarang mereka meminum airnya, menimba sumur-sumurnya, hingga beliau
memerintahkan agar menggunakan air yang mereka bawa untuk mengadon gandum. Karena
apa? Ya karena maksiat kaum Tsamûd ini telah mempengaruhi air di sana.
Sebagaimana halnya pengaruh dosa yang mengakibatkan berkurangnya hasil panen
buah-buahan.
Bukankah banjir besar yang melanda kaum Nuh
Alaihissallam disebabkan kekufuran dan penolakan mereka terhadap dakwah Nuh
Alaihissallam ? Bukankah bumi dibalikkan atas kaum Luth sehingga yang atas
menjadi bawah dan yang bawah menjadi atas disebabkan kemaksiatan yang mereka
lakukan ?
Begitulah pengaruh dosa dan maksiat! Juga ingatkah kalian bahwa
Hajar Aswad yang turun dari surga dalam keadaan berwarna putih bersih lebih
putih dari salju bisa menghitam karena dosa. Ini membuktikan bahwa dosa dan
maksiat juga memberikan pengaruh pada perubahan yang terjadi pada alam sekitar.
Na’udzu billahi min dzalik.
Sadarlah wahai kawanku. Sadarlah wahai kaum muslimin ! Secara tak
sadar kita telah menyakiti bumi, telah berbuat kerusakan karena kemaksiatan
kita ! Bila di daerah kalian sering terjadi banjir, tanah longsor, atau
kekeringan air. Coba introspeksi dulu keluarga kita, introspeksi dulu
lingkungan rumah kita. Sudahkah terbebas dari Kemaksiatan? Karena sedikit
banyaknya kemaksiatan itu mempengaruhi keadaan alam kita, seperti yang sudah
saya paparkan sebelumnya.
Pada kesempatan ini juga saaya ingin menyampaikan berita yang saya rasa cukup menyayat hati, yang memerihkan mata jika dipandang, yang menyakitkan jika dirasa. Akhir-akhir ini dikawasan pameungpeuk saudara seiman kita tengah menderita. Menderita karena kerusakan alam yang terjadi di lingkungannya. Warga sekitar sungai cisangkuy yang setiap hari risih karena bau yang mereka hirup dari sungai cisangkuy. Saya rasa itu sangat berbahaya bagi kesehatan, terutama untuk anak-anak dan para lansia. Bahkan saya lihat sendiri bagaimana hitam pekatnya air cisangkuy. Sungai yang dulunya menjadi tempat anak-anak bermain, tempat mencucinya para mojang pameungpeuk kini sudah dikotori oleh limbah-limbah pabrik. Sungai itu kini telah tercemar oleh racun yang sangat mematikan. Pernah teman saya mencoba eksperimen meneliti air limbah tersebut. Ketika tangannya dicelupkan kedalam air limbah tersebut, ternyata airnya panas, setelah itu mulai terasa gatal-gatal ditangan, juga terlihat air limbah tersebut bergelembung. Bukankah ini berbahaya bagi kesehatan? Berbahaya bagi tanaman-tanaman disekitar sungai? Yang mana tanaman itu sendiri yang akan di konsumsi oleh warga.
Juga warga
sekitaran gunung Undar (warga cibiuk) serta daerah pertambangan di gunung itu.
Yang mana setiap hari dihantui rasa khawatir. Khawatir longsor karena diatas
rumah-rumah mereka sedang dibangun proyek besar-besaran Mountain Breeze. Gunung
yang dulunya menjadi tempat mencari serangga-serangga untuk bermain, tempat
yang dulunya menjadi penyejuk dikala panasnya udara kini telah menjadi milik
orang lain, orang yang bahkan warga cibiuk tidak kenal siapa mereka. Bahkan
warga cibiuk sedikit demi sedikit dilarang memasuki area gunung yang dulunya
tempat bermain mereka !
Wahai saudaraku ! mereka tidak bisa apa-apa. Mereka hanya bisa
mengekspresikan rasa hatinya di medsos, karena memang urusannya sulit untuk
membela. Oleh karena itu saya mengajak kalian semua untuk mendo’akan mereka.
Semoga kita bisa selalu menjaga lingkungan kita. Gak usah
jauh-jauh, gak usah yang ribet-ribet. Cukup kita dan orang-orang terdekat kita
sadar untuk menjaga lingkungan.
Rosul SAW telah bersabda :
سَبْعٌ يَجْرِي لِلعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَ هُوَ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ
مَوْتِهِ
مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا أَوْ أَجْرَى نَهْرًا أَوْ حَفَرَ بِئْرًا أَوْ
غَرَسَ نَخْلاً أَوْ بَنَى مَسْجِدًا أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ
لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
“Tujuh perkara
yang pahalanya akan terus mengalir bagi seorang hamba sesudah ia mati dan
berada dalam kuburnya. (Tujuh itu adalah) orang yang mengajarkan ilmu,
mengalirkan air, menggali sumur, menanam pohon kurma, membangun masjid,
mewariskan mushaf atau meninggalkan anak yang memohonkan ampunan untuknya
sesudah ia mati.” (Dishahihkan oleh al-Albâni dalam Shahîh al-Jâmi’ (3602) dari
Anas.)
Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar